Rabu, 17 Maret 2010

17 Maret so tired


capeeeeeeeeeeeeekkkk,,
ingin menangis sesenggukan, sampai keluar ingus, sampai tergugu, sampai teratur suara isakanku. Tapi lagi-lagi perasaan lain bicara, bertitah jangan seperti anak kecil. Bukan saatnya lagi hanya membenamkan kepala dibalik tumpukan bantal, serta mengusapkan ingus pada kerah baju. Ya, memang ada yang lebih penting lagi yang harus aku lakukan. Tapi kejadian sehari tadi, membuatku benar-benar ingin tenggelam dalam simphoni tangisanku.

huaaaa ahuuhuhuhuhuhuhu. Benar-benar tidak sanggup lagi, tapi kemana airmata mengalir? hei dia pergi, atau dia tidak sudi lagi bergulir membentuk aliran sungai dipipiku?? kenapa? aku butuh lampiasan,, tega sekali?! baiklah aku memang tidak pernah lagi menangis, atau jarang menangis, itu karena sebab yang tak ingin kubuat-buat tapi memang menjadi sebab paling mujarab. Aku letih sekali, karena itu aku enggan menangis lagi.

Tuhan melihatku menangis, maka selalu Dia usap airmataku, dengan hadiah-hadiah mimpi yang kuingini. Tapi aku malu, aku malu selalu lemah dihadapanNya, aku ingin kuat, tapi...tapi...Tidakkah Engkau cukupkan kesabaranku Tuhan?? Ya Illah....

Bukan beban yang sedang kurasakan, ini hanya ujian, tidak benar-benar beban. Jika dibandingkan saudaraku yang jauh berjuang dikegelapan, dipeperangan, aku tidak sedang menanggung beban. Tapi aku memang terlalu lemah Tuhan, terlalu gampang menyerah, pada nasib, pada keadaan, pada keputusan.

Kapan aku benar-benar akan menemukan kekuatan itu? Ada, katamu tapi dimana? disana didegup jantung paling dalam, tersembunyi lirih wirid-wirid lemah disepertiga malam.
Lalu kapan aku bisa menangkupkan tangan dan membasuhnya biar aku diam, biar aku terpuaskan?? setiap waktu kau terjaga dan dengan sadar melantunkan doa.

semoga...semoga letihku tersudahkan, membasuhnya dengan airmata, aku akan tergugu. LAgi tergugu, biar airmataku menjadi sumber bening yang menghanyutkan seluruh penatku.
Jika memang uji bisa menyadarkan betapa aku tak Pernah Kau tinggalkan Tuhan...maka ijinkan kuhayati lagi, letih yang menjulur dikening, dimata, dan hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar