Rabu, 19 Januari 2011

Apakah tangis? Jika yg tertinggal tetap goresan luka.
Seperti mata air mampat, disumbat berjejal sampah. Banjir, susah, tak juga senyum rekah.

Apakah airmata? Ketika isak habiskan berkilometer pita suara. Sedang kau tak mengerti isyarat kecuali selusin kata, dari mulut, kerucut, menciut.

Apakah ada? Bila sejatinya semua hampa. Seperti berada dalam ketiadaan, mencoba sentuh yg tak teraba.

Pada akhirnya, tak perlukan tangis, tak patut tawa, tak guna airmata, tak...tidak.

Kau dan aku, kita adalah tiada.

Jumat, 14 Januari 2011

MENJELANG PEMBERHENTIANKU PADA TERMINAL TERAKHIR

Selesai? Belum, ini belum tamat. Aku bahkan masih baru akan terbang, mengepakkan sayap di keluasan langit, menorehkan warna pada bentangan kanvas birunya.

Aku hanya akan pergi, pergi sejauhku bisa mencapai puncak tertinggi. Entah sejauh apa gapai yang bisa kuraih, tapi aku usahakan setinggi mungkin. Aku ingin tunjukkan pada kekasihku (ibu,bapak,mas,adik) seperti apa indah itu, lalu menikmati bahagia serta ulasan senyum mereka.

Ah, ah..belum-belum aku sudah membayangkan sesuatu yang muluk.