Sabtu, 18 September 2010

Kepadamu lagi hatiku lekat tak ingin lekas pergi...

CR my dear...

Hati dan pikiranku terfokus kepadamu lagi ab, hanya padamu. Terlebih sebentar lagi aku harus berpuasa dari rutinitasku menghubungimu 3x sehari karna kau akan kembali menjadi langit malamku, berkumpul bersama bintang dan rembulanmu disana. Selama itu pula seperti biasa aku akan menyapih mimpi tuk tidak meneteki tidurku, sebab mataku akan jalang memandang keluasanmu digelap malam.

berapa lama aku harus menjalani cinta tanpa harap begini ab? Kita sama-sama mengerti bahwa kita sedang berlari: kau dari kejenuhanmu, dan aku dari angin yg selalu meledekku dg kesuciannya, dengan ketakterjamahannya oleh apapun.

Suatu saat kita harus berhenti, dan kembali ke arah tujuan kita masing-masing. Aku sedang tersesat ab, dan aku ingin mengikutimu, aku mau turut kemanapun langkahmu tertuju. Menjadi apa saja boleh asal aku bisa selalu bersamamu. Tapi itu tidak mungkin terjadi kan, kau bilang aku harus mendapatkan tujuanku sendiri dan aku memang harus.

Mencintaimu sama halnya dengan mencintai luka, dan aku mulai bisa menikmati sensasi sakit dan perih yang kurasakan. Bahkan aku kecanduan dengan itu semua. Seperti seorang masokhis ab!

Bisakah kau mengertiku semengertinya aku akanmu? Benarkah cinta tak bisa lepas dari rasa cemburu? Sebab aku mulai cemburu dengan segala hal disekelilingmu. Aku cemburu pada pekerjaanmu, aku cemburu pada orang-orang didekatmu, aku cemburu pada laptopmu, bahkan aku cemburu pada baju yg melekat ditubuhmu.

Ab, sudah mulai kuputuskan tujuanku, yang ternyata sama sekali tidak boleh sejalan denganmu. Entah kapan harus kumulai langkah beranjak, pergi kesana menjauhimu. Aku belum mampu menjauh, aku belum mampu lepaskan tanganku yg masih setia menggayuti lengan bajumu.

Baiklah ini hanya kalimat pelepasan untukmu yg sebentar nanti akan menghilang dari duniaku. Sambil berharap saat kau datang kembali masih kau sisakan sedikit lengan bajumu untuk kugayuti.

Aku sayang kamu, ab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar