Rabu, 29 September 2010

Susah, senang!

Aku susah sekembalimu dari dunia antah berantah itu ab, kegilaan yg kian tak terkendali, cemburuku yg makin menjadi, serta rasa bersalah dan ketakberdayaan membunuh rasaku.

Entah kapan akan Dia cukupkan episode cerita kita? Aku sendiri masih ingin selalu mendengar suara tak merdumu. Masih ingin menikmati purnama di wajah bundarmu, masih ingin melihat dan mendengar tawa lepasmu, masih ingin penuhi kedua pipimu dg ciuman bertubi-tubiku.

Kadang aku ingin sekali membencimu, tapi jika sudah begitu siapa nanti yg musti kuusik lagi? Tidak ada yg sepertimu ab, tak satupun. Tak ada lelaki yg tak romantis melebihi ab, tak ada lelaki yg seterus terang ab, tak ada lelaki yg setekun ab, tak ada lelaki yg sekanak-kanak ab, tak ada ab. Ketidaksempurnaan ab nyaris membuat cintaku sempurna kepadamu.

Beberapa jam yg lalu telah kau tuntaskan rinduku, suaramu yakinkanku bahwa ab sedang baik-baik saja. Sebenarnya sangat ingin bercerita mengenai hal-hal yg terjadi padaku saat kau tak ada, tapi mendengar suara letihmu kuurungkan niat itu. Kita masih bisa ber-email ria kan?!

Aneh ab, dulu aku paling tak suka saat kau panggilku dg sebutan 'sayang' dan memintamu tuk memanggilku nduk, tapi sekarang aku begitu rindu dg sapa 'itu' sayangku...

Aku sedang berduka atas nama keluarga ab, ndukku, mas, bapak&ibu, serta thole. Mereka memaksakt berpikir, apa yg akan terjadi sekiranya mereka tahu bahwa ternyata aku seperti ini?! Mencintaimu dengan cara paling brutal, menutup mata akan segala aturan, sebab aku tahu cintaku melampaui segala aturan-aturan itu,, ana uhibbuka ya habib...

Biarkan saja kisah ini mengalir seadanya. Setidaknya dengan merenungi jalan cintaku padamu aku bisa mengerti betapa berharganya orang-orang yg kukasihi, dan aku akan terus mencoba tegak menjadi tiang penyangga bagi keluargaku, semampuku. Ab bilang bahwa aku kuat, dan aku mencoba meyakini itu.

Welcome back di duniaku yg serba carut marut ab...

1 komentar: