Sabtu, 25 September 2010

Tuhan, ijinkan aku menjadi pelacur

Karangan: Muhidin M Dachlan

Ini adalah buku yang kubeli dengan hasil kerja resmiku setelah minggat dari bangku sekolahan terhitung dari tiga tahun yang lalu. Begitu istimewanya buku ini sehingga kurang dari sehari dia sudah beralih tangan ke temanku (ya temanku itu pinjam tiga tahun lamanya belum juga dikembalikan).

Buku karangan Muhidin M Dahlan ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang perempuan bernama Nidah Kirani. Perempuan soleha yang jatuh cinta dengan akidah yang terkandung didalam agamanya hingga memantapkan hatinya untuk membela Islam seutuhnya. Namun perlahan kecintaan dan keyakinannya runtuh satu persatu setelah dia memutuskan untuk bergabung dengan salah satu kelompok islam garis keras di kampusnya.

Nidah merasa diperdaya, apalagi setelah dia berpacaran dengan salah satu pemimpin kelompoknya ia malah terjerumus ke dalam gaya hidup seks bebas.

Himpitan keluarga serta lingkungan yang terlanjur memandangnya sebagai wanita soleha membuatnya berada pada posisi sulit. Terlebih saat dia ingin keluar dari kelompoknya tersebut ia mendapatkan tekanan keras dari seluruh anggotanya. Nidah terus hidup dalam kemunafikan dan tekanan. Hingga perlahan lahan dia mencoba menerima kenyataan bahwa apa yang menimpanya merupakan garis hidup yang memang harus ia jalani.

Dari situ kemudian terkuak sisi kelam yang selama ini belum pernah dia jumpai. Dari dosennya sendiri dia mendapat jalan lebar memasuki jaringan prostitusi internasional untuk menjadi pelacur kelas atas.

Buku ini memaksaku untuk berkali-kali menghadap cermin. Meskipun hanya sekali aku membacanya tapi kisah Nidah begitu rapi tersimpan dimemori otakku. Mengingat dan mengingatnya lagi membuatku tersadar bahwa aku harus senantiasa hati-hati dalam mengambil setiap langkah dan keputusan.

(mengobati kedongkolan hati dengan gemreneng di ruang maya setelah puas dimaki-maki pelanggan yang gak dapat tiket kapal hari ini :)) apa pelacur yang servisnya gak memuaskan juga dapat makian sepertiku ya? Allohu a'lam.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar