Jumat, 13 Agustus 2010

Rindu yang menyapa tanya untukmu

Saat menepikanmu atas nama Tuhanku.

Tidak semudah itu lelakiku. Harus kulerai hawa dan nafsu. Lalu hati bertanya menjadi-jadi.

Begini, darah itu merah putih kan. Lalu kenapa ada biru, hitam, serta abu-abu? Bukankah itu semua karna kita mengada-ada? Memutuskan yg seharusnya tidak bisa diputuskan. Berlagak maha pintar, itulah ras kita kan lelakiku. Manusia, menganggap diri mahluk super cendekia.

Dengan pengkotak-kotakan aturan serba itu, aku jadi kelabakan akan cinta sesama mahluk yang kumaksudkan hanya tinggal untukmu ini lelaki. Padahal cinta ini adalah anugrah yang Dia berikan padaku, sebab rasaku luar biasa. Begitu tulus kupanjatkan segala pengharapan untukmu. Meskipun aku padamu bagaikan bumi yg rindu terpinang langit. Sejauh inikah aturan itu memisahkan jarak kita?

Andaipun kini kau menjadi golongan yg tidak terahmati, lalu apakah aku pantas menerima rahmat? Sedangkan hatiku telah mangkir kearahmu, lelakiku. Segala panjat dan mohon ampunku menyertakanmu dalam doa-doaku.

Cukuplah Dia yang mengetahui segala yang tersembunyi. Betapapun kukatakan aku setia, siapa yang akan mengira jika nanti hatiku kembali mangkir. Sebab aku hanyalah sebongkah raga yg dititipi seperangkat nyawa olehNya. Dialah yg Maha Membolak balik hati. Yang kutahu sampai detik ini masih kau yg kucintai, ditengah arus deras aturan-aturan yg seolah hendak menghanyutkanku.

Ratusan jam sudah aku menepikanmu, menikmati teduh wajahmu di hamparan langit bersama bintang dan rembulanmu di sana. Kadang airmata nakal menyusup diantara celah mataku, membebaskan rinduku bersama pelariannya hingga jatuh luruh diujung janggutku. Ah lelaki, lihatlah bahkan kau buat Pemilik Ruhku cemburu dengan caraku mencintaimu.

Lantas dogma seperti apa lagi yg akan menghujat kita? Teruslah bersembunyi dan mengingkari. Telah kau buat hatiku mencanduimu, dan seterusnya akan tetap begitu.

Aku bahagia diantara banyak hal sedih, dan yg paling sedih adalah setiap kali kusadari aku mencintaimu sendiri.

Selamat pagi lelakiku, kan kujemput kau dengan rinduku saat selesai aku menepi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar