Senin, 04 Oktober 2010

curhat curhat curhat *ab... :'( *

Aku sedang gelisah sayang,

Ingin kutumpahkan gelisah ini ke dalam tumpukan kata-kata, tapi otakku seperti tersumbat. Menulis itu tidak gampang ya, padahal ada begitu banyak hal yang sedang kupikirkan.

“ and I must ask you to imagine a room, like many thousands, with a window looking across people’s hats and vans and motor-cars to other windows, and on the table inside the room a blank sheet of paper on which was written in karfe letter WOMEN AND FICTION…” (Virginia woolf, A Room of One’s Own)

Begitulah, katanya seorang penulis (perempuan) membutuhkan sebuah ruang, fisik dan imaginatif. Bahkan ruang itu harus lebih besar, lebih kukuh dan pribadi untuk bisa menghasilkan sebuah karya yang jujur dan bercahaya.

Bagaimana aku bisa tahu bahwa aku telah memiliki sebuah ruang pribadi? Sedangkan tempat pelarianku selama ini hanyalah sebuah buku harian. Atau justru aku sama sekali belum pernah membangunnya untuk mulai menulis sebuah karya?!

Bisakah kau tunjukkan caranya agar aku bisa membangun sebuah ruang itu? Sehingga nanti saat sudah kumiliki ruang pribadi itu bisa kutanggalkan jubah keseharianku. Dan setelah memasukinya aku bisa dengan leluasa menerbangkan imajinasiku.

Maukah kau mengajariku? Menjadi selah satu guru kehidupanku? Guru dari satu sisi kelamku. Ah tidak, bukan kelam. Jika setiap manusia memiliki warna putih dan hitam maka kau adalah seseorang yang memberikan warna abu-abu kepadaku.

Mulai saat ini sayang, bagaimana? Aku belajar membangun ruang pribadiku agar aku bisa mewujudkan keinginanku menjadi seorang penulis perempuan. Seorang penulis yang nantinya bisa dengan jujur mengungkapkan pemikirannya lewat sebuah tulisan.


(aku kembali menepi, belajar tak bergantung padamu, tapi sungguh bahagiaku hambar tanpa warna nada tawamu. still miss u ab,,)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar